.::Pengumuman Hasil Try Out IMAGO Simultan Nasional 2015::.

Sinyal Kebangkitan Macan Asia

imago.or.id - Melajunya Tim Nasional Indonesia ke puncak final Piala AFF 2010 telah menyulut semangat dan efhoria seluruh masyarakat negeri ini. Bagaimana gegap gempita dalam menyambut kemenangan itu begitu meluap-luap dalam diri semua publik Indonesia, terlebih Firman Utina dan kawan-kawan. Bangsa indonesia sekarang sedang berada di puncak pesta dan efhoria yang membumbung tinggi setelah memastikan lolos ke final dengan menundukkan Tim Fillipina 1-0 di sacond leg minggu (19/12) lalu. Kemenangan Timnas Indonesia tentunya merupakan prestasi yang luas biasa, setelah beberapa tahun terakhir, dunia persepakbolaan tanah air mengalami mati suri. Ibarat singa yang terbangun dari tidurnya, Timnas Indonesia menunjukkan taringnya di kancah persepakbolaan Asia Tenggara.

Hasil yang ditorehkan Timnas selama pertandingan Piala AFF 2010 ini, adalah hasil yang bisa dikatakan sangatlah sempurna (perfect), bagaimana tidak, Timnas Indonesia dalam lima kali pertandingannya mampu meraup point penuh dan sama sekali belum pernah terkalahkan. Ini terbukti dengan pertandingan pertamanya melawan Malaysia dengan skor 5-1. Tidak hanya itu, dalam pertandingannya kontra Laos, Indonesia begitu garangnya melumat Laos dengan hasil akhir 6-0. Belum berakhir di situ raungan Timnas, saat bertemu Thailand, Firman Utina dan kawan-kawan membungkamnya dengan skor 2-1. Memasuki babak semi final yang bertemu Fillipina, pada pertandingan laga tandang pertama, Indonesia menaklukkannya 1-0, dan pada laga kedua (19/12), Indonesia menyempurnakan kemenangganya dengan hasil 1-0. Dengan begitu Indonesia secara agregat kontra Fillina menang 2-0.

Kemenangan Indonesia yang begitu fantastis telah menghipnotis seluruh masyarakat penjuru nusantara. Dalam konteks ini sangatlah tidak berlebihan jika publik Indonesia larut pada euforia pesta. Sebuah pesta dalam merayakan sebuah kemenangan. Pasalanya bangsa ini sudah sekian tahun lamanya selalu merindukan dan mengidam-idamkan sebuah prestasi. Namun, kemenangan Indonesia atas Fhillipa yang mengantarkan ke final, bukan merupakan perjuangan akhir. Masalahnya pasca kontra Fhilipina Timnas Indonesia telah di hadapkan pada laga final lawan Malaysia. Dan tentunya ini bukanlah tugas yang mudah.

Malaysia dengan kekuatan dan spirit barunya ternyata mampu melibas Vietnam. Hal ini yang perlu diwaspadai oleh Indonesia. Ini artinya, tugas timnas untuk menjadi the winner masih perlu perjuangan keras. Itulah mengapa, masyarakat penggila bola tanah air dan seluruh pemain Timnas jangan terlalu berlarut-larut dalam eforia kemenangan. Hal ini penting, guna menghindarkan mental over confident tehadap pemain, yang tak jarang membuat rugi diri sendiri. Selain itu, pesta kemenangan publik Indonesia, untuk hal ini perlu dibatasi. Mengingat terlarut-larut dalam euforia kurang begitu baik. Alasan ini, sebagai upaya pencegahan terhadap ektase dan ternina-bobokkannya masyarakat Indonesia.

Kebangkitan Timnas

Prestasi Tim Sepak Bola Indonesia yang sangat sempurna itu, menandakan bahwa bangsa ini sesungguhnya telah haus akan kemenangan. Kemenangan itu bukan tanpa alasan. Kerja keras yang ditampakkan oleh Firman Utina dan kawan-kawan merupakan harga yang layak diperoleh. Mungkinkah ini adalah tanda-tnda awal bangkitnya dunia persepakbolaan tanah air yang selama ini terjerembab dalam prestasi yang buram? Namun, sudah siapkah publik Indonesia menyambut kebangkitan itu? Kondisi tersebut sangatlah menentukan maju atau tidaknya persepak bolaan bangsa ini. Karena peran dan kontribusi publik juga ikut andil besar dalam kemjuan sebuah sepak bola. Sebaliknya, jika sikap anarkis dan tidak mampu bersikap legowo masih menjadi candu bagi penggila bola tanah air, tidak menutup kemungkinan, dunia sepak bola tanah air sulit untuk berkembang.

Kondisi ini mengingatkan bahwa hubungan causalitas sangat menentukan, antara masyarakat (penonton), pemerintah, dan kaderasisasi pemain merupakan hal sangat urgen. Bagaimana pun bila dikaitkan dengan teori budaya strukturalisme fungsional keadaan sepak bola Indonesia sangatlah relevan. Di mana, peran dan hubungan yang meliputi penonton, apresiasi pemerintah, dan pemain, memiliki pengaruh dan fungsi yang vital. Kontribusi antar sesama pihak inilah yang akan mengantarkan pada puncak sebuah prestasi. Jika ada salah satu ’komponen’ (pihak) yang tidak mendukung, maka kepinjangan yang mengintai.

Seorang tokoh strukturalisme Lavi-Strauss, melihat jika struktur dan fungsi  dalam suatu masyarakat yang menentukan berjalan tidaknya suatu tatanan budaya. Dari analisis budaya Lavi-Strauss tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa keterkaitan dan dukungan dari berbagai pihak akan membawa pengaruh yang luar biasa terhadap perubahan. Misalnya, untuk urusan sepak bola, secara materi pemain bola sangat bagus, namun apreiasi dari pemerintah kurang, jangan harap sepak bola di negeri tersebut akan maju dan meraih prestasi yang menggembirakan. Bagitu halnya, jika penontonnya tidak memberi support, maka anarkis dan radikalisme akan menjadi semacam banalitas. Potret tersebut setidaknya telah tergambar pada suporter Indonesia sendiri. Namun, entah dengan suporter Indonesia sekarang, sudahkah tertanam faham sadar feir play?

Itulah mengapa, dalam perhelatan Piala AFF 2010 kali ini, yang mana Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah harus mampu menunjukkan pada dunia jika suporter dan sepak bola Indonesia layak memperoleh predikat high class international. Jika demikian, prestasi dan status sang juara (the winner) akan mampu diperoleh Timnas Indonesia dalam laga final melawan Malaysia. Sudah waktunya sepak bola Indonesia yang dikenal di Asia Tenggara sebagai Macannya Asia kembali bangkit dan mengaumkan suaranya. Dan tentunya ini harus dilandasi dengan kualitas penonton dan permainan timnya. Semoga!

Oleh : M. Romandhon MK, Penggila Bola dan  Peneliti pada Lembah Kajian Peradaban Bangsa (LKPB), Yogyakarta.

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 

Partner campus jogja

ugm amikom uny uii

Partner campus jogja

uin suka akprind imago uty

Partner campus jogja

umy aajy usd upnyk