.::Pengumuman Hasil Try Out IMAGO Simultan Nasional 2015::.

Jatim Dikepung Banjir

imago.or.id - Desember yang kelabu. Itulah ungkapan yang setidaknya mewakili keadaan bangsa ini, khususnya situasi di Jawa Timur. Bagaimana tidak, meningkatnya curah hujan belakangan ini telah mengakibatkan beberapa kota-kota besar di Jawa Timur tenggelam dalam lautan banjir. Luapan air yang menghanyutkan kota-kota di Jawa Timur adalah bukti nyata jika bencana banjir tak mampu dielakkan lagi. Dari data yang ada setidaknya sudah ada 10 kota di Jawa Timur yang diterjang banjir. Beberapa kawasan yang dilanda banjir antara lain adalah Surabaya serta kabupaten Madiun, Bojonegoro, Mojokerto, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Pasuruan, dan Sampang (Kompas 8/12).

Itu pun masih belum kawasan-kawasan lainya, yang biasanya hampir tiap tahun tidak luput dari kepungan banjir. Misalnya Tuban, Lamongan, dan Gresik. Ketiga wilayah ini besar kemungkinan juga akan tergenangi luapan banjir. Masalahnya, ketiga wilayah tersebut secara aliran hulu sungainya berada pada disatu titik yakni sungai Bengawan Solo yang sebelumnya melewati Kabupaten Bojonegoro. Jika kawasan Bojonegoro sendiri sudah ditenggelamkan oleh banjir, tidak menutup kemungkinan ketiga wilayah yang meliputi Tuban, Lamongan, dan Gresik juga akan mengalami hal yang serupa.

Secara geografis aliran hulu sungai Bengawan Solo bermuara di gresik, dan rute yang dilaluinya untuk kawasan Jawa Timur dari Bojonegoro melawati Tuban, Lamongan, dan kemudian yang berakhir di Gresik. Belajar pada pengalaman banjir tahun lalu, mengapa luberan sungai Bengawan Solo mampu menggenangi ketiga wilayah tersebut, lantaran arus air sungai bengawan yang berhulu di Jawa tengah sangat deras. Sedang arus yang sangat besar itu ketika sampai di wilayah Bojonegoro dengan kondisi sungai yang tidak luas dan lebar, menyebabkan air yang masuk menjadi tersumbat.

Sehingga dengan keadaan sungai yang sempit itu, sedang arus air yang masuk ke kawasan tersebut besar mengakibatkan bendungan yang ada di Bojonegoro tidak mampu menahan terjangan arus sungai yang berkekuatan besar. Akhirnya tanggul yang dipakai untuk menahan luapan air sungai Bengawan Solo pun jebol, saat tanggul roboh, ini akan berimbas pada meluapnya air ke wilayah Tuban dan Lamongan. Sudah dapat dipastikan, kedua kawasan itu secara otomatis tidak bisa dihindarkan dari terjangan banjir serta tidak ketinggalan Gresik sebagai muaranya pun ikut tergenangi juga.

Kalau sudah demikian sudah berapa banyak jumlah daerah yang berada di kawasan Jawa Timur yang akan ditenggelamkan oleh luberan bencana banjir. Itulah alasan mengapa, dalam hal ini daerah-daerah yang berada di jalur bantaran sungai Bengawan Solo khususnya kawasan di Jawa Timur, yakni Bojonegor, Tuban, Lamongan, dan Gresik harus melakukan evakuasi, pasalnya bejalar pada pengalaman yang sudah-sudah daerah yang berada di bantaran sungai Bengawan Solo tersebut, setiap tahunnya selalu tidak pernah absen dari kunjungan banjir.

Banalitas Bencana

Merebaknya fenomena-fenomena banjir yang menenggelamkan daerah-daerah di Jawa Timur merupakan sesuatu yang biasa. Artinya datang-perginya banjir seakan sudah menjadi semacam banalitas bencana. Bagaimana tidak, bencana banjir yang menggeliat seperti akhir-akhir ini sudah mereka sadari semua, namun pemerintah dan masyarakat sendiri pun tak melakukan sikap sebagaimana mestinya, yakni upaya untuk seminimalisir banjir agar di cegah. Dan dari daerah yang ditenggelamkan oleh banjir semuanya berasal dari luaparan aliran sungai. Tentunya dalam hal ini, kita bertanya-tanya kenapa banjir berasal titik sungai, apakah memang sungai sudah tidak mampu membendungnya atau karena memang minimnya perhatian pemerintah terhadap kondisi sungai?

Ini yang sesungguhnya perlu di refleksikan bersama, tentunya disertai langkah perealisasian yang kongkrit. Kasus-kasus tenggelamnya daerah-daerah yang berada di Jawa Timur akibat luberan aliran dari bantaran sungai bukanlah omong kosong. Keadaan itu terbukti di Madiun, akibat curah hujan tinggi mengakibatkan banjir di anak Sungai Kali Madiun, yaitu Kali Gunting Kemiri di Desa Rejosari. Selain itu juga luapan Kali Lamong yang berada di Kabupaten Gresik juga menjadi ancaman tersendiri, hal ini mengingat akibat luapan Kali Lamong tersebut menimbulkan genangan air di jalan Gresik-Surabaya di Morowudi. Tak ketinggalan pula banjir yang melanda di Sampang akibat curah hujan yang lebat Selasa (7/12) lalu, membuat Kali Kemuning menjadi menguap dan menjadikan banyak warga yang mengungsi (Kompas 8/12).

Barang Publik

Perlu disadari bahwa merebaknya banjir yang ada tidak bisa lepas dari sungai. Menurut Emil Salim mantan menteri negara pengawasan pembangunan dan lingkungan hidup mengatakan, jika sungai adalah “barang publik“. Jika demikian sudah selayaknya sungai perlu dirawat dan dijaga kelestariannya. Bukan persoalan sungai hanya urusan pemerintah akanteatpi seluruh masyarakat juga ikut andil dalam memiliki sungai. Maka sangat kurang bijak, kalau kita menelantarkan sungai bahkan dengan sangat kejam, membuang sanpah di sungai.

Dalam ranah ini pengelolaan sungai menjadi sangat vital. Bagaimana pun interaksi masyarakat dengan sungai juga menentukan terjadi-tidanya banjir. Langkah ini sangat penting untuk kedepannya. Ibarat ungkapannya Soekarno yaitu Jas Merah (jangan melupakan sejarah). Kasus banjir yang selama ini membuncah setidaknya bisa dijadikan pelajaran yang berharga. Karena sudah tidak ada waktu lagi, mengingat kita sudah masuk di Bulan Desember yang mana intensitas curah hujan relatif tinggi, dan banjir pun setiap saat datang tanpa permisi. Fakta banyaknya jumlah daerah di kawasan Jawa Timur yang digenangi luapan banjir tidak bisa di sangkal lagi, jika Jawa Timur sekarang sedang dikepung banjir. Sadar atau tidak demikianlah adanya, itulah mengapa pemerintah dan masyarakat harus mempu mengambil benang merah dari fenomena banjir sekarang ini. Semoga!


HARIAN SURYA 18-12-2010
Oleh: M. Romandhon MK, Esais, peneliti The Culture and Society Community.

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 

Partner campus jogja

ugm amikom uny uii

Partner campus jogja

uin suka akprind imago uty

Partner campus jogja

umy aajy usd upnyk