.::Pengumuman Hasil Try Out IMAGO Simultan Nasional 2015::.

Bahayanya Menyandang Gelar Sarjana

imago.or.id - Mungkin banyak yang belum tahu, bahwa menyandang predikat mahasiswa ataupun sarjana sebenarnya berpotensi mengalami cara pikir “egocentric oriented thinking” atau “I Yes You No”. Artinya, akan cenderung “pendapat saya selalu benar dan pendapat Anda selalu salah”

Kenapa bisa begitu
  1. Orang yang punya gelar sarjana biasanya tidak menyadari kalau dirinya merasa sudah pandai,lebih pandai atau selalu pandai dibandingkan orang lain tanpa mempelajari terlebih dulu orang lain itu siapa.
  2. Pendapatnya selalu didukung oleh sebuah argumentasi yang kelihatannya benar namun sesungguhnya semu.
  3. Cara pikirnya hanya menyentuh kulit dan bukan pada hakekat atau esensi dari sebuah permasalahan.
  4. Terjebak pada pola pikir apriori di mana semua kata dan kalimat orang lain dipahami menurut persepsinya sendiri,padahal kata atau kalimat orang lain belum tentu sama dengan persepsinya.
  5. Terbiasa menyalahkan pendapat orang lain tanpa pernah memberikan sebuah apresisiasi sebab tak mampu melakukan “positioning” dari pihak “the other people”.Pokoknya pendapat orang lain salah dan selalu salah.Pendapatnya selalu subjektif.

Gejala sakit jiwa
Jika itu berlanjut terus, maka itu merupakan pertanda seseorang menderita psikopat (sakit jiwa). Kelihatannya sehat, tetapi jiwanya sakit.

Pengalaman
Dulu di Facebook saya punya teman yang sama-sama dari kota Bojonegoro. Saya tahu siapa dia.Karena sudah puluhan tahun tidak bertemu, diapun bercerita (tanpa saya minta) katanya pernah kuliah di Jepang,Jerman dan Perancis.Ketika saya bertanya dalam bahasa Jerman, dia tak bisa menjawab,padahal kuliah di Jerman harus mengerti bahasa Jerman. Lantas (tanpa saya tanya) dia bilang sudah Profesor.Bahkan (tanpa saya tanya) dia cerita kalau dia sudah pindah agama dari Katholik ke Islam dan mengaku sudah jadi ustadz. Ketika saya berpendapat, saya disalahkan.Tiap kali saya berpendapat,disalahkan.Ada argumentasinya, tetapi semu.Hal ini mengilhami saya membuat cerpen berjudul “Ustadz Gemblung dari Desa Cikadut” yang pernah saya muat di FB ini.

Psikopat
Sebagai pengamat perilaku (sejak 1973) sayapun bisa menarik kesimpulan kalau teman saya itu psikopat. Suatu saat datang teman saya dari Serang yang kebetulan teman baik Si Prof itu. Ketika saya tanyakan, ternyata benar, Si Prof memang sakit jiwa (walaupun ringan). Bahkan dua tiga hari yang lalu, teman saya yang teman baiknya Si Prof (juga teman baik alm.WS Rendra) kirim SMS.Katanya, Si Prof seorang psikopat. Sayapun mengiyakan.

Bahasa adalah manifestasi pemikiran dan jiwa Anda
Satu hal yang perlu dipahami adalah, bahasa (lisan atau tulisan) adalah manifestasi pemikiran dan jiwa Anda. Namun analisa bahasa ini harus dilakukan secara hati-hati. Jika tidak, akan terjebak pada kesimpulan yang keliru.

Komentar Anda di Facebook merupakan cermin siapa Anda
Apapun yang Anda tulis di Facebook, bagi saya ataupun sarjana psikologi atau pengamat perilaku akan tahu siapa Anda.Melalui analisa bahasa bisa disusun “tipe kepribadian Anda”. Mungkin Anda seorang yang suka merendahkan diri, tidak mau tahu,tidak suka ikut campur,emosional, cepat marah, sok tahu,sok pintar,apriori,punya kemampuan positioning yang baik,tidak kreatif,apresiatif,sinisme,apatis dan lain-lain.

Sarjana di DPR
Anda jangan heran kalau banyak sarjana di DPR yang tidak aspiratif,tidak mau mendengarkan kritik-kritik masyarakat,sebab mereka merasa paling pandai dan pendapat rakyat itu salah,selalu salah dan paling salah.Bisa jadi mereka mengalami gejala psikopat massal.

Epistemologi
Untuk menyalahkan atau membenarkan pendapat orang ada ilmunya. Namanya epistemologi.Epistemologi sendiri masih harus diisi dengan pemikiran multidisipliner dan IQ yang tinggi.Tidak mudah (Hariyanto imadha alumni fakultas filsafat).

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 

Partner campus jogja

ugm amikom uny uii

Partner campus jogja

uin suka akprind imago uty

Partner campus jogja

umy aajy usd upnyk