.::Pengumuman Hasil Try Out IMAGO Simultan Nasional 2015::.

Sudahkah Kita Paham Tentang Peran Mahasiswa Daerah ?


imago.or.id - IDEALISME sebagai mahasiswa hanya akan menjadi sebuah angan-angan dan kegelisahan jika tidak disertai keinginan untuk mencari celah perwujudan tatkala melihat realita yang ada. Ketika mereka para kaum muda secara ekspresif telah mendeklarasikan dirinya sebagai "MAHASISWA" yang kelak akan menjadi calon penerus bangsa, maka hal ini bukan hanya soal janji melainkan sebuah komitmen dan obligasi untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat terlebih bagi daerah asalnya. 

Mungkin telah banyak kita dengar dan saksikan, banyak dinatara mahasiswa yang sebenarnya memiliki idealisme yang begitu kuat, yang gencar menyerukan anti-korupsi, yang menolak kesenjangan ekonomi sehingga perbedaan hidup si kaya dan si miskin semakin tidak logis, dan mengutuk pembodohan massal akibat biaya pendidikan yang semakin melambung. Di satu sisi, upaya aspirasi tersebut memang cukup sebagai perwujudan idealisme dalam tataran normatif, namun di sisi lain semangat tersebut hanya akan menjadi bahan omongan atau pun tontonan public jika tidak disertai dengan tindakan yang lebih konkret dan realistis.

Mahasiswa yang dianggap sebagai agent of change, dapat mengambil peluang sekaligus tantangan dalam konteks pembangunan social masyarakat. Jika kita mau mengamati, masih banyak sekali paradoks yang terjadi di negeri kita tercinta, Indonesia Raya. Fenomena korupsi, kemiskinan, putus sekolah dan pengangguran hanya merupakan sebagian kecil dari Mozaik paradoks yang tak terhitung di negeri ini. Secara idealita, Indonesia itu bisa jadi makmur sejahtera, namun agaknya realita dan mental bangsanya masih belum cukup mampu untuk mencapai hal tersebut. Misalnya dalam lingkup paling sederhana, sebagai mahasiswa sudahkah kita menanyakan pada diri kita masing-masing, apa yang telah dapat kita berikan kepada masyarakat di sekitar kita?

Kehidupan social Indonesia yang semakin dinamis khususnya di daerah di masa mendatang akan lebih banyak membuka celah-celah partisipasi mahasiswa sebagai agen perubahan. Lantas perubahan apa yang dimaksud? Di era globalisasi semacam ini, agaknya batas-batas antara desa dan kota semakin menipis bahkan bisa dikatakan yang tidak ada bedanya antara yang lokal, nasional, bahkan internasional. Pengaruh global dengan mudah akan menelusup ke celah-celah masyarakat lokal sehingga kultur tradisional perlahan akan digantikan oleh budaya-budaya modern baik dalam sarana fisik maupun pola pikir masyarakatnya. Berbagai isu dan permasalahan pun mengikuti serangkaian perubahan tersebut. Hal itu memang sangat rumit jika harus dihadapi saat ini, tetapi tantangan terberatnya adalah di masa mendatang yaitu dimana kita para mahasiswa menjadi pemegang kekuasaan dan pelaku pembangunan.

Apakah kita mampu mendatangkan perubahan dengan terlibat dalam program praktis birokrasi misalnya atau kah langsung terjun ke masyarakat dengan sumberdaya kita sendiri? Dalam konteks ini, kita dapat mengambil langkah yang paling sederhana dan dapat dikatakan tidak gampang dan tidak susah. Intinya gampang-gampang susah, yaitu bergerak di level 3D (Discourse, Discussion, and Do It).

Apa dan bagaimana diskursus itu? Diskursus dapat dikatakan sebagai pewacanaan yaitu mencuatkan isu-isu penting yang tengah terjadi di masyarakat. Pembuatan diskursus ini sebenarnya tidak sulit, namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana isu itu cukup relevan untuk menjadi bahan kajian publik terutama generasi muda dan setidaknya semua masyarakat menganggap bahwa isu itu memang begitu signifikan dampaknya dalam kehidupan social. Isu-isu yang diwacanakan biasanya menyangkut isu-isu kontemporer di tingkat lokal, tetapi jangan takut pula untuk mencuatkan isu-isu yang tidak populer karena sesungguhnya semua isu itu menarik tergantung bagaimana kecerdasan kita untuk mengemasnya.

Kemudian langkah kedua adalah diskusi. Inilah yang menjadi kekuatan aktivitas intelektual mahasiswa. Dari isu-isu yang telah dirancang dan diwacanakan tersebut, maka selanjutnya kita diskusikan. Kita rangkul segenap masyarakat, pelajar, LSM, akademisi, bahkan birokrasi untuk mendiskusikan dan mencari solusi atas permasalahan sosial yang ada. Sarana diskusi ini selain membudayakan berpikir kritis untuk mahasiswa, juga sangat penting untuk menjaring aspirasi dari berbagai sudut pandang.

Ketiga adalah Do It. Langkah ini merupakan ujung tombak dari aktivitas intelektual yang telah kita lakukan yaitu aksi konkret dengan bekerjasama dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Jangan takut aksimu tidak berarti, karena pada dasarnya tidak ada aksi yang tidak berarti, hanya mungkin kita kurang mengapresiasi sekecil apapun kontribusi yang bisa kita berikan. 

Namun, meskipun bagi mahasiswa kemampuannya dalam penguasaan teknologi dan pengetahuan lebih up to date dari generasi tua, tapi tidak lantas mereka bisa dengan bebas bergerak sendiri dengan ide-ide dan gagasan tersebut karena terkadang mahasiswa mengalami dilemma antara kesiapan intelektual dan kemampuan material. Selain itu, aksi normative mahasiswa terkadang perlu mendapat pengetahuan dan pengarahan dari publik karena dalam tataran praksis mereka akan banyak melihat realita yang berbeda dari yang diharapkan sehingga perlu lebih banyak bertanya kepada masyarakat yang sudah berpengalaman.

Akhirnya, sudah siapkah Anda menjadi mahasiswa untuk menggawangi perubahan ini? Mari kawan, dengan semangat dan idealism kita lakukan perubahan. Mengutip pendapat Aa’ Gym "Jangan Takut Berubah, Berubahlah Dari Hal Terkecil, Dari Diri Kita Sendiri, Dan Mulailah Dari Sekarang".

Oleh : Defirentia One M. (Divisi Kajian dan Keilmuan IMAGO 2010-2011)

2 komentar:

Anonim mengatakan...

salam kenal kawan..
aku bocah bojonegoro yoan..
n_n
saya firda, pertanian brawijaya malang..
kalo blh tau dari temen2 yang kul.di jogja semstr depan ada yang magang di deptan ga??
sya semstr dpn magang di dinas pertanian.. sekitar bulan juli-oktober...
jika ada temen2 ada yang mau magang, ayow magang di dinas pertanian...
bukan untuk menemani saya magang..
dan bukan untuk menambah nilai ujian saya..

tapi untuk pertanian kita..
pertanian yang lebih baik dan sehat...
n_n

(firda_pu@yahoo.co.id)

Defi mengatakan...

siap..nanti diinfokan. akan lbh baik, smbil magangf, jg ada aksi penelitian serta implementasi jg. Ajak mhswa pertanian sebanyak2nya untuk research demi prtanian Bjn. Mungkin menyesuaikan agenda teman-teman saja kalo ada yg mau magang di dinas pertanian..kalo sy dr fisipol..^^ salam kenal

Posting Komentar

 
 
 

Partner campus jogja

ugm amikom uny uii

Partner campus jogja

uin suka akprind imago uty

Partner campus jogja

umy aajy usd upnyk