.::Pengumuman Hasil Try Out IMAGO Simultan Nasional 2015::.

Jangan Asal Mengucapkan Kata Optimis Atau Pesimis

imago.or.id - Menurut pengamatan saya, orang Indonesia itu terkenal “asal ngomong” tetapi tidak tahu hakekat dari makna kata yang diucapkan. Misalnya menyangkut kata optimis atau pesimis.

Contoh pengucapan kata optimis yang tidak realistis

“Saya optimis bahwa pemberantasan korupsi bisa berjalan dengan baik”

Ucapan itu tentu saja tidak realistis sebab pemberantasan korupsi di Indonesia belum diikuti dengan sistem pencegahan korupsi yang efektif, belum terbangun sistem pemberantasan korupsi yang efektif, belum diberlakukannya asas pembuktian terbalik dan belum ada perubahan dalam sistem hukuman yang menganut sistem interval. Dengan kata lain, belum punya sistem pencegahan dan pemberantasan korupsi yang efektif.

Contoh pengucapan kata optimisme yang realistis

“Saya dua bulan sebelum ujian semester sudah mempelajari dan memperdalam semua matakuliah yang akan diujikan. Bahkan saya dan kelompok belajar saya telah berhasil dengan mudah menyelesaikan beberapa contoh soal tahun-tahun yang lalu”

Ucapan tersebut realistis sebab didukung oleh fakta-fakta yang meyakinkan yaitu adanya penguasaan materi-materi perkuliahan yang akan diujikan.

Contoh pengucapan kata pesimisme yang tidak realistis

“Saya tidak yakin pemerintah akan melaksanakan ujian nasional (UN) pada 2010 ini. Sebab menurut prediksi saya, kalau pemerintah melaksanakan UN, maka ini akan bertentangan dengan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK)”

Ucapan tersebut tidak realistis sebab orang yang mengucapkan kalimat itu pasti belum membaca atau memahami isi keptusan MK bahwa MK tidak melarang pelaksanaan UN tetapi menghendaki adanya penyempurnaan di dalam pelaksanaan UN tersebut. Apalagi sudah ada pernyataan dari mendiknas bahwa UN tetap akan dilaksanakan pada 2010.

Contoh pengucapan kata pesimisme yang realistis

“Saya yakin pemerintah tak akan mampu memberantas praktek-praktek kolusi,nepotisme, suap dan pungli di seluruh jajaran birokrasi dari bawah hingga atas. Sebab, sampai hari ini pemerintah belum membangun total sistem yang efektif untuk memberantas praktek-praktek yang merugikan masyarakat luas itu"

Ucapan tersebut realistis sebab didukung oleh fakta bahwa pada kenyataannya pemerintah belum mempunyai dan belum membuat total sistem untuk memberantas praktek-praktek kolusi,nepotisme, suap dan pungli. Yang ada Cuma semacam surat-surat keputusan atau semacam instruksi-instruksi atau semacam peraturan-peraturan saja.

Kesimpulan
Jadi, bisa disimpulkan bahwa:
  1. Optimisme tidak realistis yaitu optimisme yang tidak didukung fakta
  2. Optimisme yang realistis yaitu optimisme yang didukung fakta
  3. Pesimisme yang tidak realistis yaitu pesimisme yang tidak didukung oleh fakta
  4. Pesimisme yang realistis yaitu pesimisme yang didukung fakta

Semoga bisa memperluas cakrawala pemikiran anda (Hariyanto imadha alumni fakultas filsafat).

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 

Partner campus jogja

ugm amikom uny uii

Partner campus jogja

uin suka akprind imago uty

Partner campus jogja

umy aajy usd upnyk