.::Pengumuman Hasil Try Out IMAGO Simultan Nasional 2015::.

Tindakan Yang Tepat untuk Mengkonversi Pasca Erupsi

imago.or.id - Memang dapat kita rasanya dan pikirkan pasca  tanggap darurat, dan menuju rekonstruksi akan banyak beban masyarakat atas musibah Merapi ini. Kita memang bisa membandingkan antara penanganan gempa tektonik di Bantul pada tahun tahun 2006 dengan erupsi gunung Merapi 2010 ini. Di Bantul pasca tanggap darurat, masyarakat masih bisa memanen tanaman yang ada di lahan kebon dan sawah yang sudah, sedang ditanam. Tidak ada masalah dengan air baik untuk minum, mandi dan cuci. Relatif tidak kehilangan hewan piaraan. Masyarakat secara langsung bisa menempati lahannya sendiri untuk membuat bangunan darurat, semi permanen sampai dengan permanen. Tetapi bagi masyarakat lereng Merapi yang terkena musibah erupsi, ternyata tidak bisa segera kembali ke lahan tanah di rumahnya sendiri, tidak bisa memanen tanaman pangan, banyak atau sebagian ternak piaraannya juga terkena erupsi dalam bentuk awan dan lahar panas, sehingga banyak yang mati. Tidak bisa menempati dengan segera lahan untuk sementara atau permanen, karena masih menunggu untuk rekonstruksi atau relokasi. Air untuk minum, mandi dan cuci juga bermasalah.

Bagi masyarakat terkena musibah erupsi gunung Merapi terutama radius 10 Km dari puncak Merapi, sangat jelas dari pasca tanggap darurat sekarang tentu tidak akan memiliki dana atau kekuatan ekonomi untuk hidup dan kehidupannya. Jikalau sekarang harus menanam tanaman bahan makanan maka baru 3 – 4 bulan yang akan datang memanennya. Untuk menanam tanaman pangan yang umur pendek (kacang panjang, ketela pohon, ketela rambat dll) juga memerlukan waktu 3 bulanan untuk memanen. Itupun kalau ada turun hujan yang normal, karena sumber air yang ada sekarang masih belum jelas bisa dieksploitasi lagi atau tidak, atau masih bisa keluar airnya lagi atau tidak,  karena sumber air yang ada sekarang ini masih tertutup material hasil erupsi gunung Merapi.

Tindakan yang harus kita lakukan untuk mengkonservasi spesies asli daerah Taman Nasional Gunung Merapi salah satunya adalah dengan mendatangkan spesies yang sama dari Taman Nasional lainnya. Ini dikarenakan spesies asli yang berasal dari Taman Nasional Gunung Merapi sudah mati karena adanya material – material dari Gunung Merapi. Walaupun kegiatan konservasi ni memang mahal, namun tetap harus dilakukan untuk melindungi dan mempertahankan spesies asli Taman Nasional. Spesies yang tumbuh setelah adanya aktivitas gunung Merapi adalah Pinus merkussii dan Acasia deglupta. Kedua spesies ini malahan bukanlah spesies asli dari Taman Nasional Gunung Merapi.

Pada saat ini, memang daerah di sekitar Taman Naional Gunung Merapi mengalami kelumpuhan yang mempunyai kerugian yang sangat besar. Namun ke depannya, daerah –daerah di sekitar Taman Nasional Gunung Merapi akan menjadi subur kembali. Dan konservasi kawasan yang cocok tetaplah menjadi Taman Nasional. Ini karena daerah tersebut mempunyai kemiringan lereng yang riskan sehingga rawan terhadap erosi, sehingga perlu tetap dijadikan Taman Nasional Gunung Merapi.

Oleh : Zie virs (mahasiswa manajemen hutan UGM 2009)

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 

Partner campus jogja

ugm amikom uny uii

Partner campus jogja

uin suka akprind imago uty

Partner campus jogja

umy aajy usd upnyk