Penyebab dari perkara mengkhawatirkan ini antara lain emisi kendaraan bermotor dan emisi dari asap-asap pabrik. Selain itu pembakaran hutan, pembukaan lahan, pembakaran jerami pasca panen padi, dan kotoran hewan ternak juga menjadi penyumbang emisi terbesar. Disinilah peran negara-negara maju dalam usahanya untuk ‘membunuh’ pertumbuhan negara-negara berkembang. Mereka mengangkat isu besar bernama ‘global warming’ untuk meraih keuntungan. Dengan diberlakukannya isu tersebut otomatis akan menghambat laju sektor industri kita yang seharusnya menghasilkan produk-produk yang dibutuhkan oleh semua umat manusia untuk kebutuhan sehari-harinya, karena alasan asap-asap pabrik adalah penyumbang terbesar emisi karbon di atmosfir, sehingga harus diminimalisir. Ketika kita tidak mampu memproduksi, maka tentu barang yang kita konsumsi berasal dari produk yang mereka hasilkan. Ekonomi kita stagnan, kemajuan malah tidak ada. Bahkan belakangan ini malah tersiar bisnis jual beli karbon, negara yang berhasil menekan emisi karbon sampai nol maka akan mendapat hadiah. Dengan bisnis tersebut, seluruh negara (khususnya negara-negara berkembang) akan berlomba untuk mencapai emisi karbon sampai nol. Disiniah keuntungan mereka.
Global warming sesungguhnya adalah sebuah siklus, siklus yang tidak dapat dihindari. Entah dengan jangka waktu yang berapa lama siklus ini akan berakhir, dan berganti dengan siklus selanjutnya. Yaitu pendinginan global. Begitu seterusnya. Ingat tentang zaman es ketika pelajaran sejarah di SMA dulu? Sebelum zaman es suhu bumi juga mengalami suhu panas ekstrem. Tapi lama kelamaan masa suhu panas ekstrem itu berakhir dan berganti dengan zaman es tersebut. Hingga rasanya tidak mungkin jika global warming ini dapat dicegah apalagi ditiadakan. Saya cenderung berpikiran jika kejadian ini lebih bersifat natural daripada akibat ulah manusia. Emisi karbon memang berpengaruh, tapi hanya dalam skala yang sangat kecil.
Lalu bagaimana mengurangi dampak global warming? Jawabannya adalah laut. Di laut hidup sebuah mikroorganisme yang bernama fitoplankton. Fitoplankton merupakan mikroorganisme yang mampu menyerap emisi karbon sampai beratus kilogram karbon setiap tahun. Sehingga jika kita mampu menjaga keseimbangan ekosistem laut, maka kelestarian fitoplanktonpun akan ikut terjaga. Barangkali selama ini yang kita dengar adalah pohon yang bisa mengurangi polutan emisi karbondioksida ini. Dalam kenyataannya pohon hanya mampu menyerap sekitar 10 kilogram karbon setiap tahunnya. Namun peran pohon disini adalah sebagai penyeimbang ekosistem darat, tempat dimana kita umat manusia hidup. Ketika tidak ada vegetasi disekitar kita sudah barang tentu iklim akan panas, sehingga merusak kenyamanan kita. Disinilah peran penting vegetasi (pohon) dalam peranannya memerangi global warming. Sehingga terjawablah pertanyaan mengapa luas laut sebesar 2/3 permukaan bumi, sedangkan luas daratan hanya 1/3. Sungguh Allah Maha Adil.
Sekali lagi, global warming merupakan sebuah siklus. Bukan murni disebabkan oleh emisi gas karbondioksida. Intinya, negara-negara maju ingin menghambat kemajuan bangsa kita dengan cara membunuh sektor industri.
Justru musuh super berbahaya yang sesungguhnya sedang mengancam kehidupan kita sekarang adalah global cooling (pendinginan global). Siklus yang sedang dituju oleh bumi kita tercinta ini. Di Arab Saudi pada awal 2010 lalu dikabarkan turun hujan es, padahal Arab Saudi adalah negara dengan iklim panas. Musim dingin ekstrem di berbagai negara dan sebagainya.
Jadi apa yang harus kita lakukan? Global warming merupakan siklus panjang bumi atau akibat kesalahan manusia dalam mengelola alam? Tergantung teori mana yang Anda percaya, Saya hanya mencoba menyampaikan kebenaran yang tertutupi. Satu yang pasti, kita tidak boleh tinggal diam menghadapi global warming ini.
Oleh : Rohmatus Rizqy Kisna Yunanta (mahasiswa fakultas kehutanan UGM angkatan 2009)
4 komentar:
Nice post gan ;:)
mntaaab......
sbuah fakta yg harus dketahui stiap manusia, mrubah pola pikir yg tlah kliru.....
very nice education...
sippp....,mas!!
mantab cuy!! sekedar share aja..
Posting Komentar